Postingan kali ini Kramatman akan sedikit mengenalkan tentang kota Tegal, kota kecil yang lagi merayap..."GO NASIONAL"... hehe dikit banggalah..
okeh yu kita mulai...Bismillahirohmanirohim..
Letak Geografis Kota Tegal
Tegal terletak 165 km sebelah barat Kota Semarang, atau 329 km sebelah timur Jakarta. Tegal memiliki lokasi yang strategis, karena berada di jalur pantai utara (pantura) Jawa Tengah, serta terdapat persimpangan jalur utama yang menghubungkan pantura dengan kota-kota di bagian selatan Pulau Jawa.
Pertumbuhan Kota Tegal juga berkembang ke arah selatan di wilayah Kabupaten Tegal, yakni di Kecamatan Dukuhturi, Talang, Adiwerna dan Slawi.
Stasiun kereta api Tegal menghubungkan kota ini dengan kota-kota lain di Pulau Jawa. Beberapa kereta api yang singgah di stasiun ini adalah: Senja Utama dan Fajar Utama (Jakarta - Semarang), Sembrani (Jakarta - Surabaya), Matarmaja (Jakarta - Malang), Bangunkarta (Jakarta - Jombang), Harina (Bandung - Semarang), dan Kaligung (Tegal - Semarang). Pada era 1960-an kota Tegal pernah memiliki landasan udara Martoloyo yang diresmikan oleh Presiden Sukarno.
Jika diukur dengan jarak tempuh antara Jakarta dan Surabaya, Kota Tegal kira-kira berada di tengah-tengahnya. Posisi strategis yang didukung dengan infrastruktur yang memadai menjadikan kota Tegal sebagai kota transit. Hal tersebut berdampak pada hidupnya usaha di bidang jasa pariwisata, terutama perhotelan.
Pertumbuhan Kota Tegal juga berkembang ke arah selatan di wilayah Kabupaten Tegal, yakni di Kecamatan Dukuhturi, Talang, Adiwerna dan Slawi.
Stasiun kereta api Tegal menghubungkan kota ini dengan kota-kota lain di Pulau Jawa. Beberapa kereta api yang singgah di stasiun ini adalah: Senja Utama dan Fajar Utama (Jakarta - Semarang), Sembrani (Jakarta - Surabaya), Matarmaja (Jakarta - Malang), Bangunkarta (Jakarta - Jombang), Harina (Bandung - Semarang), dan Kaligung (Tegal - Semarang). Pada era 1960-an kota Tegal pernah memiliki landasan udara Martoloyo yang diresmikan oleh Presiden Sukarno.
Jika diukur dengan jarak tempuh antara Jakarta dan Surabaya, Kota Tegal kira-kira berada di tengah-tengahnya. Posisi strategis yang didukung dengan infrastruktur yang memadai menjadikan kota Tegal sebagai kota transit. Hal tersebut berdampak pada hidupnya usaha di bidang jasa pariwisata, terutama perhotelan.
Asal Usul Kota Tegal
Kota Tegal merupakan penjelmaan dari desa yang bernama TETEGUALL, pada tahun 1530 telah nampak kemajuannya dan termasuk wilayah Kabupaten Pemalang yang mengakui Kerajaan Pajang.
Ki Gede Sebayu saudara Raden Benowo pergi ke arah Barat dan sampai di tepian Sungai Gung. Melihat kesuburan tanahnya, tergugah dan berniat bersama - sama penduduk meningkatkan hasil pertanian dengan memperluas lahan serta membuat saluran pengairan.
Daerah yang sebagian besar merupakan tanah ladang tersebut kemudian dinamakan Tegal.
Atas keberhasilan usahanya memajukan pertanian dan membimbing warga masyarakat dalam menanamkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ia diangkat menjadi pemimpin dan panutan warga masyarakat. Oleh Bupati Pemalang kemudian dikukuhkan menjadi sesepuh dengan pangkat Juru Demung atau Demang.
Pengangkatan Ki Gede Sebayu menjadi pemimpin dilaksanakan pada perayaan tradisional setelah menikmati panen padi dan hasil pertanian lain, di bulan purnama tanggal 15 Sapar tahun EHE 988 yang bertepatan dengan hari Jum'at Kliwon. Dalam Perayaan juga dikembangkan ajaran agama Islam dan budaya yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat pada waktu itu.
Hari, tanggal dan tahun Ki Gede Sebayu diangkat menjadi Juru Demung itu ditetapkan sebagai hari Jadi Kota Tegal dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1988 tanggal 28 Juli 1988.
Kota Tegal merupakan penjelmaan dari desa yang bernama TETEGUALL, pada tahun 1530 telah nampak kemajuannya dan termasuk wilayah Kabupaten Pemalang yang mengakui Kerajaan Pajang.
Ki Gede Sebayu saudara Raden Benowo pergi ke arah Barat dan sampai di tepian Sungai Gung. Melihat kesuburan tanahnya, tergugah dan berniat bersama - sama penduduk meningkatkan hasil pertanian dengan memperluas lahan serta membuat saluran pengairan.
Daerah yang sebagian besar merupakan tanah ladang tersebut kemudian dinamakan Tegal.
Atas keberhasilan usahanya memajukan pertanian dan membimbing warga masyarakat dalam menanamkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ia diangkat menjadi pemimpin dan panutan warga masyarakat. Oleh Bupati Pemalang kemudian dikukuhkan menjadi sesepuh dengan pangkat Juru Demung atau Demang.
Pengangkatan Ki Gede Sebayu menjadi pemimpin dilaksanakan pada perayaan tradisional setelah menikmati panen padi dan hasil pertanian lain, di bulan purnama tanggal 15 Sapar tahun EHE 988 yang bertepatan dengan hari Jum'at Kliwon. Dalam Perayaan juga dikembangkan ajaran agama Islam dan budaya yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat pada waktu itu.
Hari, tanggal dan tahun Ki Gede Sebayu diangkat menjadi Juru Demung itu ditetapkan sebagai hari Jadi Kota Tegal dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1988 tanggal 28 Juli 1988.
Ciri Khas Kota Tegal
Warung Tegal (selanjutnya
disingkat Warteg) adalah salah satu tipe warung makan yang dikenal luas
oleh masyarakat Indonesia, terutama melekat di kalangan masyarakat kelas
menengah ke bawah.
Harga yang murah dan penyajian yang
sederhana merupakan ciri khas yang menjadi faktor utama mengapa warteg
lebih melekat di kalangan masyarakat tersebut. Sepiring nasi penuh,
sepotong daging ayam, dan kuah sayur, misalnya, dapat kita bayar hanya
dengan harga Rp4000,-. Jika dibandingkan dengan restoran Padang, harga
menu makan di warteg jauh lebih murah. Warteg boleh jadi sudah menjamah
berbagai daerah. Tidak sedikit para pemilik warung ini yang sukses.
Adapun
hidangan yang disajikan di warteg bervariasi dan sederhana, terdiri
dari: sayur-sayuran (seperti sayur tahu, sayur kacang merah, dan soto),
lauk pauk (tempe, tahu, perkedel, goreng-gorengan, goreng ayam, goreng
ikan, remis, dan jeroan ayam), urab dan sebagainya. Makanan yang
disajikan di warteg didominasi oleh hidangan Jawa. Maklum saja, yang
mempunyai usaha warteg adalah orang-orang Tegal yang merantau di
kota-kota besar, terutama di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi, Bandung; Semarang, Solo, dan beberapa daerah
lain.
Tegal sendiri adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang terletak
di wilayah Pantura (Pantai Utara) dengan kota Slawi sebagai ibukota
kabupatennya. Uniknya, di wilayah Tegal sendiri –menurut penuturan
pengusaha warteg—, sulit menemukan warteg. Hanya ada beberapa warung di
jalan utama. Itu saja tidak sesemarak di luar daerah Tegal. Warteg cukup
potensial di luar daerah. Pasalnya, warteg bisa tumbuh
dan berkembang ketika berada di lingkungan atau di kawasan industri di
kota-kota besar. Apakah mungkin di wilayah Tegal sendiri dibentuk sentra
warteg? Kemungkinan itu tampaknya kecil. Hal ini disebabkan
karena kebanyakan warga Tegal bukan pendatang. Jadi, kalaupun mendirikan
usaha warteg, kemungkinan untuk laris sangatlah kecil.
Makanan Khas
Mengenai makanan khas yang ada di warteg, kalau menurut saya, tidak ada
yang istimewa. Tidak ada yang istimewa ini maksudnya karena sudah begitu
umum dikenal oleh khalayak masyarakat. Variasi menu hidangan yang
tersedia di warteg, memang didominasi oleh cita rasa makanan Jawa
Tengah-an yang mempunyai ciri khas santan di beberapa hidangan
berkuahnya, namun tidak bercita rasa pedas, seperti halnya hidangan asal
Sumatera.
Tapi, kalau berbicara makanan khas Tegal, walau agak menyimpang sedikit
dari warteg, saya ingin menyampaikan beberapa jenisnya. Tegal memiliki
beberapa jenis “koleksi” kuliner berupa makanan dan minuman khas.
Misalnya: teh poci yaitu teh diseduh dalam poci tanah liat kecil dan
diminum dengan gula batu, sehingga ada istilah teh poci “wasgitel”
kepanjangan dari kata: wangi, panas, sepet, legi, lan (lan dalam bahasa
Indonesia berarti kental). Tegal hingga saat ini dikenal
sebagai sentra penghasil teh. Teh dijarangi pada poci tanah (teh poci)
kemudian dituang ke dalam cangkir dengan pemanis gula batu. Teh dalam
cangkir tidak diaduk, sehingga rasa manis ditemukan pada saat isi teh
dalam cangkir hampir habis. Hal ini menyebabkan cangkir terus dituangi.
Selain teh poci, juga ada aneka jenis makanan seperti yang terdapat
dalam buku resep masakan Jawa Tengah berikut ini:
- Sate Tegal (sate kambing muda khas Tegal dengan bumbu sambal kecap), dan sate bebek majir;
- Kupat atau ketupat glabed, kupat blengong (kupat glabed dengan daging blengong. Blengong yaitu keturunan hasil perkawinan bebek dan angsa), dan kupat bongko (ketupat dengan sayur tempe yang telah diasamkan);
- Nasi ponggol, dan nasi bogana (nasi megono),
- Sauto (soto ayam atau babat khas Tegal dengan bumbu tauco dan tauge), dan tahu plethok.
- Mendoan, yaitu tempe goreng yang dilapis tepung dengan bumbu. digoreng tidak kering. Biasanya sebagai teman minum teh poci, dihidangkan dengan sambal.
- Sega Lengko - nasi lengko: adalah nasi dengan bahan pelengkap seperti tempe, tahu yang diiris dadu, toge, dan sambal kacang serta kerupuk.
- Tahu aci: Tahu dengan tepung aci (kanji atau sagu) kemudian digoreng.
- Kemronyos, yaitu sate khas Tegal
- Pilus: makanan kecil (snack) dari tepung terigu.
Memang, makanan yang saya sebutkan di atas tidak
semua identik dengan hidangan warteg, namun kadang ada warteg yang
menyediakan hidangan istimewa, seperti Soto Tegal dengan memesannya
terlebih dahulu. Paling yang mudah dihidangkan dan selalu tersedia
adalah tempe mendoan. Adapun jenis makanan khas Tegal bisa ditemukan di
rumah makan Jawa Tengah, karena pada dasarnya jenis makanan Tegal
–seperti halnya Cirebon— merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
koleksi kuliner Jawa Tengah
Tempat Wisata di Kota Tegal
- GOA LAWET Ds. Harjowinangun, Balapulang
- GUNUNG PUTRI Ds. Cintamanik, Bumijawa
- GUNUNG TANJUNG Ds. Lebaksiu, Lebaksiu
- MAKAM KALISOKA Ds. Kalisoka, Dukuhwaru
- MAKAM KI GEDE SEBAYU Ds. Danawarih, Balapulang
- MAKAM SEMEDO Ds. Semedo, Kedungbanteng
- MAKAM SUNAN AMANGKURAT I Ds. Pesarean, Adiwerna
- MAKAM SURO PONOLAWEN Ds. Pagiyanten, Adiwerna
- PANTAI PURWAHAMBA INDAH Ds.Purwahamba, Suradadi
- PEMANDIAN AIR PANAS GUCI Ds. Rembul Bojong dan Ds. Guci Bumijawa
- TELAGA AIR CEMPAKA Ds. Cempaka, Bumijawa
- TIRTA WADUK CACABAN Ds. Panujah, Kedungbanteng
- Wisata air yaitu Gerbang Mas Bahari Waterpark (waterpark terbesar di Jawa Tengah)
- Wisata makanan antara lain: pondok makan jalan teri (pokanjari), lesehan di seputaran Jalan A. Yani (pada waktu malam hari), rumah makan masakan laut di kawasan PAI serta rumah makan kapal terapung "Lor ing Margi" yang baru dibuka Agustus 2009, rumah makan Miraos, rumah makan Sari Laguna, dan lain-lain
- Hotel berbintang di kota Tegal: Bahari Inn, Karlita International Hotel, Plaza Hotel, Alexander, Susana Baru, Paramesti, Riez Palace. Di samping itu masih ada puluhan hotel berkelas melati.
- Pusat perbelanjaan: Pacific Mall, Dedy Jaya Plaza, Rita Super Mall.
- Wisata hobi: pasar burung (pets shop)
- Taman Poci : Taman kecil yang terletak di depan Stasiun KA Tegal dilengkapi dengan permainan anak2 dan dihiasi lampu hias, cocok buat keluarga yang ingin "jagongan" karena banyak pedagang kaki lima yang menjajakan makanan khas Tegal + Teh Poci
Bangunan besejarah yang ada di kota Tegal kebanyakan berarsitektur Belanda. Berikut data bangunan yang masih dapat kita saksikan:
- Stasiun Kereta Api
- Gedung DPRD
- Balai Kota dan rumah dinas Walikota
- Kantor pos
- Markas TNI AL
- Pasar pagi
- Menara air di jalan Pancasila
- Gedung Universitas Pancasakti
- Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus
- Kelenteng jalan Veteran
- Sebagian rumah tinggal di jalan Veteran, A Yani, Sudirman, kelurahan Kauman
Demikianlah yang dapat Kramatman sampaikan tentang kota Tegal, semoga bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar