Salah satu unsur dalam
strategi pemasaran terpadu adalah Marketing Mix ( Bauran Pemasaran ), yang merupakan strategi
yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana
perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang
merupakan sasaran pasarannya. Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau
kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat
dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar
sasarannya.
Variabel atau kegiatan
tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan
oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Dengan
demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki
kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan
berbagai variabel
marketing mix tersebut.
untuk melaksanakan program
pemasaran secara efektif. Menurut William J.Stanton pengertian marketing mix
sccara umum adalah sebagai berikut: marketing mix adalah istilah yang dipakai
untuk menjelaskan kombinasi empat besar
pembentuk inti sistem pemasaran sebuah
organisasi. Keempat unsur tersebut adalah penawaran produk/jasa, struktur harga,
kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Keempat unsur yang terdapat dalam kombinasi tersebut saling
berhubungan. Lagi pula kita meninjau konsep sistem sebagai keputusan dimana
masing-masing elemen didalamnya saling mempengaruhi juga, setiap variabel yang
ada mempunyai banyak sekali subvariabel. Perusahaan dapat memasarkan satu atau
beberapa macam produk, baik yang ada hubungannya maupun tidak. Mereka dapat
mendistribusikan lewat pedagang besar atau langsung pada pengecer, dan
seterusnya. Akhirnya, dari sekian banyak variabel, menejemen harus memilih
kombinasi terbaik yang dapat menyesuaikan dengan lingkungan.
Keempat unsur atau variabel
Marketing mix bauran pemasaran ( bauran pemasaran ) tersebut atau yang disebut
Four P’s sebagai berikut :
- Strategi Produk (Product)
- Strategi Harga (Price)
- Strategi Penyaluran / Distribusi (Place)
- Strategi Promosi (Promotion)
Marketing mix yang dijalankan harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. Disamping itu marketing mix
merupakan perpaduan dari faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan untuk
mempermudah buying decision, maka variabel-variabel marketing mix diatas tadi
dapat dijelaskan sedikit lebih mendalam sebagai berikut:
1. Produk
Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa
meliputi jumlah barang/jasa yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus
yang ditawarkan perusahaan guna mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk
barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling
penting. Sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi “kebutuhan dan
keinginan” dari konsumen. namun keputusan itu tidak berdiri sebab produk/jasa
sangat erat hubungannya dengan target market yang dipilih. Sedangkan sifat dari
produk/jasa tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Tidak berwujud
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian.
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian.
b.
Tidak dapat dipisahkan
Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel tidak akan bisa terlepas dari bangunan hotel tersebut.
Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel tidak akan bisa terlepas dari bangunan hotel tersebut.
c.
Berubah-ubah
Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan dimana disajikan. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel berbintang satu akan berbeda dengan jasa yang diberiakan oleh hotel berbintan tiga.
Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan dimana disajikan. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel berbintang satu akan berbeda dengan jasa yang diberiakan oleh hotel berbintan tiga.
d.
Daya tahan
Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang telah memesan sebuah kamar hotel akan dikenakan biaya sewa, walaupun pelanggan tersebut tidak menempati karnar yang ia sewa.
Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang telah memesan sebuah kamar hotel akan dikenakan biaya sewa, walaupun pelanggan tersebut tidak menempati karnar yang ia sewa.
2. Harga (Price)
Setiap perusahaan selalu mengejar
keuntungan guna kesinambungan produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan
pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan
pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut
dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penentuan harga
produk dari suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat
mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan.
Kebijaksanaan harga erat kaitannya dengan
keputusan tentang jasa yang dipasarkan. Hal ini disebabkan harga merupakan
penawaran suatu produk atau jasa. Dalam penetapan harga, biasanya didasarkan
pada suatu kombinasi barang/jasa ditambah dengan beberapa jasa lain serta
keuntungan yang memuaskan. Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan
mengambil keputusan apakah dia membeli barang tersebut atau tidak. Juga
konsumen menetapkan berapa jumlah barang/jasa yang harus dibeli berdasarkan
harga tersebut. Tentunya keputusan dari konsumen ini tidak hanya berdasarkan
pada harga semata, tetapi banyak juga faktor lain yang menjadi pertimbangan,
misalnya kualitas dari barang atau jasa, kepercayaan terhadap perusahaan dan
sebagainya. Hendaknya setiap perusahaan dapat menetapkan harga yang peling
tepat, dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik, baik untuk
jangka pendek maupun unluk jangka panjang.
3. Saluran Distribusi ( Place )
Setelah perusahaan berhasil menciptakan
barang atau jasa yang dibutuhkan dan menetapkan harga yang layak, tahap
berikutnya menentukan metode penyampaian produk/jasa ke pasar melalui rute-rute
yang efektif hingga tiba pada tempat yang tepat, dengan harapan produk/jasa
tersebut berada ditengah-tengah kebutuhan dan keinginan konsumen yang haus akan
produk/jasa tersebut. Yang tidak boleh diabaikan dalam langkah kegiatan memperlancar
arus barang/jasa adalah memilih saluran distribusi (Channel Of Distribution).
Masalah pemilihan saluran distribusi adalah masalah yang berpengaruh bagi
marketing, karena kesalahan dalam memilih dapat menghambat bahkan memacetkan
usaha penyaluran produk/jasa dari produsen ke konsumen.
Distributor-distributor atau penyalur ini
bekerja aktif untuk mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi
dalam arti agar jasa-jasa tersebut dapat diterima oleh konsumen. Dalam memilih
saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu
sebagai berikut:
-
Sifat
pasar dan lokasi pembeli
-
Lembaga-lembaga
pemasaran terutama pedagang-pedagang perantara
-
Pengendalian
persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang ekonomis.
-
Jaringan
pengangkutan.
Saluran distribusi jasa biasanya
menggunakan agen travel untuk menyalurkan jasanya kepada konsumen. Jadi salah
satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam kebijaksanaan saluran distribusi
itu sendiri dengan memperhitungkan adanya perubahan pada masyarakat serta pola
distribusi perlu mengikuti dinamika para konsumen tadi.
Terdapat berbagai jenis saluran
distribusi. Pada umumnya institusi (anggota saluran distribusi→channel member)
yang melakukan kegiatan pemasaran (disebut juga intermediaries) dibagi menjadi
tiga kelompok : pedagang besar (wholesaler), pedagang eceran (retailer), dan
agen pemasaran (agent atau broker).
- Wholesaler (pedagang besar)
Pedagang besar dapat didefinisikan sebagai
perusahan perantara (intermediary) yang menghubungkan produsen dengan pedangan
eceran. Perusahaan ini membeli barang dari produsen dalam jumlah yang cukup
besar dan menjualnya kembali pada para pengecer. Umumnya pedagang besar tidak
berhubungan langsung dengan para konsumen. Penjualan pada konsumen hanya
merupakan kegiatan sampingan dan biasanya berlaku atas inisiatif konsumen.
Penjualan kepada konsumen merupakan sebagian kecil dari keseluruhan nilai
penjualan.
Dalam pendistribusian barang, pedangang
besar memberikan sumbangan penting kepada produsen maupun pedangan eceran. Bagi
produsen, pedagang besar dapat mengurangi biaya pendistribusian, waktu untuk
memasarkan barang, dan administrasi pemasaran. Bagi pengecer, pedagang besar membantu
dalam melakukan penjualan dengan kuantitas yang terbatas, dapat menyediakan
barang dengan cepat apabila diperlukan dan adakalanya memberi kredit pada para
pengecer.
- Retailer (pedagang eceran/pengecer)
Pedagang eceran adalah perusahaan yang
menjual barang yang diproduksi pihak lain dan berhubungan langsung dengan
konsumen. Perusahaan ini membeli berbagai jenis barang dalam kuantitas atau
jumlah yang terbatas dan menjual barang-barang tersebut langsung pada para
konsumen. Pedangang eceran biasanya melakukan kegiatannya dengan memamerkan
barangnya di toko yang dimiliki atau disewanya. Dengan cara ini para pembeli
dapat melihat secara langsung berbagai jenis barang yang ditawarkan.
Kepemilikan dan modal perusahaan pengecer sangat berbeda sekali. Kebanyakan
perusahaan yang melakukan usaha eceran mrupakan perusahaan perseorangan atau
perkongsian dengan modal relatif terbatas. Perusahaan pengecer seperti ini
biasanya didirikan untuk menyediakan jasa kepada pelanggan yang tinggal di
sekitar tempat di mana toko pengecer tersebut didirikan. Dengan demikian jumlah
pelanggannya terbatas dan barang yang dijualnya juga terbatas.
Perusahaan pengecer yang besar biasanya
berbentuk perseroan terbatas (PT), menggunakan modal yang besar dan melakukan
kegiatan mengecer barang secara besar-besaran. Perusahaan seperti ini biasanya
beroperasi di pusat kota atau di pusat pertokoan dari suatu kawasan yang
relatif besar. Jenis-jenis perusahaan pengecer seperti ini adalah hypermarket
(Carrefour, Giant), department store, dan supermarket.
c. Agent/broker
(agen pemasaran)
Agen pemasaran adalah
perusahaan-perusahaan yang berhubungan langsung dengan produsen dan bertugas
ebagai perusahaan yang membantu menjual barang atau jasa yang dihasilkan
produsen. Akan tetapi dalam kegiatan penjualan agen pemasaran juga seringkali
berhubungan langsung dengan konsumen. Contoh perusahaan yang sering bertindak
sebagai agen pemasaran adalah agen real estate, agen tiket penerbangan atau
agen tiket alat pengangkutan lainnya (kereta api, bus antarpropinsi, dan
perkapalan), agen penjual produksi industri pengolahan atau produk pertanian.
Perbedaan penting antara agen pemasaran
dengan pedangan besar dan pengecer adalah dalam kepemilikan dan penjualan
barang yang dipasarkannya. Agen penjual tidak membeli dan memiliki barang yang
dipasarkannya. Agen penjual/pemasaran bertindak sebagai promotor dan menerima
pesanan dari pelanggan untuk barang yang diageninya. Untuk jasanya ini agen
penjualan akan mendapatkan komisi berdasarkan jumlah unit yang dijualnya atau
nilai transaksi penjualan
Ada berberapa keuntungan yang didapat
perusahaan dari penggunaan perantara:
1.
Beberapa
perusahaan dapat kehilangan sebagian sumber keuangannya apabila melakukan
pemasaran langsung.
2.
Pemasaran
langsung dalam beberapa kasus tidak feasibel untuk beberapa produk.
3.
Perusahaan
yang menggunakan perantara sendiri bisa mendapatkan keuntungan lebih besar
dengan mengusahakan peningkatan investasi pada bisnis utamanya.
4. Promosi ( Promotion)
Aspek ini berhubungan dengan berbagai
usaha untuk memberikan informasi pada pasar tentang produk/jasa yang dijual,
tempat dan saatnya. Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini, antara lain
periklanan (advertising), penjualan pribadi (Personal Selling), Promosi
penjualan (Sales Promotion) dan Publisitas (Publicity)
a.
Periklanan (Advertising): Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk
mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat
surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk
poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis.
b.
Penjualan Pribadi (Personal selling): Merupakan kegiatan perusahaan untuk
melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini
diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha
dengan calon konsumennya itu. Yang termasuk dalam personal selling adalah: door
to door selling, mail order, telephone selling, dan direct selling.
c.
Promosi Penjualan (Sales Promotion): Merupakan kegiatan perusahaan untuk
menjajakan produk yang dipasarkarlnya sedemikian rupa sehingga konsumen akan
mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan
tertentu, maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.
d.
Publisitas (Pubilicity): Meripakan cara yang biasa digunakan juga
oleh perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen,
agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya, hal ini
berbeda dengan promosi, dimana didalam melakukan publisitas perusahaan tidak
melakukan hal yang bersifat komersial. Publisitas merupakan suatu alat promosi
yang mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut
sebagai usaha untuk “mensosialisasikan” atau “memasyarakatkan “. Dalam hal ini
yang harus diperhatikan adalah tercapainya keseimbangan yang efektif, dengan
mengkombinasikan komponen-komponen tersebut kedalam suatu strategi promosi yang
terpadu untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat keputusan
pembelian.
Konsep tentang marketing mix ini dapat
pula diterapkan pada lembaga-lembaga non bisnis atau non-laba. Misalnya :
sebuah museum.
- Produk : sebagai produk dari museum adalah pameran lukisan dan patung-patung, serta barang lain yang dapat memberikan manfaat pendidikan, kenikmatan, penggunaan waktu luang dan sebagainya.
- Harga : berupa sumbangan masyarakat dan harga karcis masuk.
- Distribusi : langsung dari museum ke pasarnya, tidak menggunakan perantara pemasaran.
- Promosi : advertensi dalam berbagaimedia tentang pameran tersebut, dan papan nama yang ada didepan museum.
Dari uraian dimuka dapat diambil
kesimpulan bahwa usaha pemasaran perusahaan dimulai dari konsumen dan berakhir
pada konsumen pula. Manajemen harus menetukan sasaran pasarnya, menganalisa,
dan kemudian mengembangkan suatu program untuk mencapai pasar tersebut.
Kegiatan ini dapat digambarkan dengan sebuah model sistem informasi pemasaran
(SIP).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar