Selasa, 30 Juli 2013

5 Hal yang membuat Panjang Umur

 

1. Menikah
Menikah adalah salah satu kunci untuk memiliki kehidupan yang menyehatkan hingga usia senja tiba. Beberapa waktu lalu pun penelitian menyebutkan kalau menikah bisa memperpanjang usia. Namun apa sebenarnya alasan di balik hal itu? Ada sebuah bagian yang melindungi kromosom dan DNA dari kerusakan pada manusia yang disebut dengan telomere. Pada pasangan suami istri, telomere ternyata memiliki bentuk yang lebih besar. Dengan kata lain, semakin tipis kesempatan sel mengalami kerusakan sehingga semakin kecil risiko penyakit kanker dan jantung yang menyerang.
Sebuah penelitian dari Taiwan dalam jurnal Age and Ageing pun melibatkan 300 orang dewasa berusia 65-74 tahun. Para responden yang tidak menikah, bercerai, atau ditinggal mati ditemukan memiliki telomere yang kecil. Selain baik bagi kesehatan, peneliti dari I-Shou University dan Kaohsiung Medical University juga menemukan kalau penghasilan para lansia ikut mempengaruhi panjang telomere. "Orang dewasa yang tidak menikah atau berpenghasilan rendah akan cepat tua, karena telomere mereka cenderung pendek," tutur peneliti, seperti yang dikutip dari Daily Mail (25/02). Kesimpulannya, merasa dicintai oleh pasangan dalam sebuah pernikahan dan penghasilan yang cukup adalah kunci agar tetap sehat bagi para lansia. Meskipun demikian, usia tetap saja menjadi rahasia dan ditentukan oleh Tuhan. Sumber : www.merdeka.com

2. Puasa
Puasa, selain kewajiban bagi umat Islam, juga dari sisi ilmu kedokteran, berpuasa ternyata bisa memberikan sejumlah manfaat kesehatan bagi tubuh. Menurut dr Siti Setiati SpPD, spesialis penyakit dalam dari Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indoenesia (FKUI), dengan berpuasa, jumlah kalori makanan yang kita konsumsi biasanya akan berkurang. "Pembatasan jumlah kalori makanan adalah salah satu cara yang telah terbukti dapat memperlambat penuaan. Serta mencegah penyakit yang sering timbul pada usia lanjut dan kanker," kata siti Setiati, Rabu (27/7/2011) lalu, di Jakarta. Saat berpuasa, umumnya akan terjadi pengurangan jumlah kalori yang diasup hingga 10-40 persen dari kebutuhan sehari-hari. Hasil penelitian pada binatang menunjukkan, dengan mengurangi jumlah kalori ternyata dapat memperpanjang usia harapan hidup, menurunkan risiko kanker, mencegah berkembangnya penyakit seperti diabetes dan ginjal. "Penelitian pada manusia juga sudah ada. Dan hasilnya, komposisi lemak tubuh berkurang, tekanan darah membaik, kolesterol turun, risiko diabetes berkurang, dan dapat memperlambat proses penuaan," katanya. Siti mengatakan, berbagai penelitian dan literatur memang telah membuktikan manfaat puasa bagi kesehatan. Tetapi, seseorang tentu tidak akan langsung merasakan khasiatnya jika hanya puasa sebulan saja. "Ini tentu bukan puasa yang hanya dilakukan satu bulan saja. Tetapi harus terus menerus dilakukan dalam bulan-bulan berikutnya," jelasnya. Manfaat restriksi (pembatasan) kalori, lanjut Siti, juga berpengaruh pada kesehatan jantung. Pembatasan kalori, dipercaya dapat memompa jantung menjadi lebih kuat dan membuat seseorang tidak mudah lelah setelah melakukan aktivitas atau olahraga. 
Sumber : tribunnews.com

3. Berhenti Merokok
Merokok dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit dan bahkan kematian dini. Merokok bahkan dapat mengurangi usia harapan hidup seseorang hingga 10 tahun, sehingga berhentilah merokok dari sekarang untuk mengembalikan harapan hidup Anda. Berdasarkan hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan hari Rabu (23/1) lalu dalam New England Journal of Medicine, menunjukkan bahwa orang-orang yang menghentikan kebiasaan merokok pada usia 40 tahun dapat mengurangi risiko kematian yang berhubungan dengan rokok hingga 90 persen dan meningkatkan harapan untuk kembali hidup sehat. Orang-orang yang berhenti merokok pada usia 45 hingga 54 tahun dapat menambah usia harapan hidupnya hingga sekitar 6 tahun, dibandingkan dengan orang-orang yang masih melanjutkan kebiasaannya merokok. Sementara orang yang berhenti merokok pada usia 55 sampai 64 tahun, dapat menambah usia harapan hidupnya hingga sekitar 4 tahun. Bayangkan jika Anda menghentikan kebiasaan merokok lebih dini, usia harapan hidup Anda akan bertambah lebih banyak lagi. ''Banyak perokok yang berpikir bahwa berhenti merokok setelah melakukan kebiasaan tersebut selama 20 sampai 30 tahun tidak akan ada gunanya sama sekali. Padahal tidak ada kata terlambat untuk menghentikan kebiasaan merokok di usia berapa pun,'' kata Dr. Prabhat Jha, pemimpin penelitian dari St. Michael's Hospital di Toronto. Meskipun risiko kematian terkait merokok lebih rendah, perokok masih tetap terancam oleh risiko masalah kesehatan yang serius, termasuk kanker paru-paru, serangan jantung, stroke dan penyakit pernafasan, dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok. ''Hal tersebut disebabkan karena nikotin dalam rokok meninggalkan beberapa kerusakan pada organ tubuh ketika Anda menjadi mantan perokok,'' kata Jha, seperti dilansir theglobalandmail, Jumat (25/1/2013). Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 113.000 wanita dan 88.000 pria yang berusia lebih dari 25 tahun. Peneliti memeriksa riwayat kesehatan dan kebiasaan merokok masing-masing peserta. Peserta penelitian diikuti selama puluhan tahun masa studi. Para peneliti menemukan bahwa angka kematian yang berhubungan dengan merokok sama besarnya, terlepas dari jenis kelamin. Studi baru menunjukkan bahwa kebiasaan merokok yang terus dilakukan selama seumur hidup seseorang, dapat mengurangi usia harapan hidupnya hingga sekitar satu dekade atau 10 tahun. ''Sehingga tampak jelas bahwa seseorang yang tidak merokok sama sekali akan hidup 10 tahun lebih lama dari perokok,'' kata Margaret Bernhardt-Lowdon, juru bicara dari Canadian Lung Association yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
 Sumber : detik.com

4. Berjalan kaki
Hasil sebuah penelitian mengungkap, bahwa jika rajin berjalan kaki maka umur akan bertambah. Kesempatan hidup akan lebih lama 2-7 tahun. Menurut majalah kesehatan Online Health, hal ini terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh US National Cancer Institute. Dimana tetap aktif sampai usia 40 tahun keatas, tentu saja hal ini terlepas dari berat badan anda. "Ada hubungan dosis-respons antara aktivitas fisik dan usia harapan hidup. Jika kita malas melakukan aktivitas fisik, maka ini akan menjadi permasalahan kelak saat usia tua, dan mengurangi harapan hidup lebih lama lagi," ," kata Steven Moore, peneliti dari National Cancer Institute. Menurut Moore, hal ini dikarenakan beberapa penyakit fatal dapat dihindari dari aktivitas ini. Seperti penurunan risiko penyakit jantung dan kanker. Penelitian ini sendiri telah diterbitkan pada 6 November 2012 secara Online di jurnal PLoS Medicine. Sebelumnya, sebuah studi dilakukan dan melibatkan lebih dari 650.000 orang diidentifikasi melalui reka medik, aktivitas sehari-hari dan berusia 40 tahun keatas.
Para peneliti menemukan bahwa peningkatan aktivitas fisik kecil, seperti jalan cepat selama sekitar 75 menit seminggu, dapat menambah 1,8 tahun harapan hidup seseorang.  Hal ini dikarenakan penurunan 19% risiko kematian. Sementara itu, bagi mereka yang berjalan 150-299 menit seminggu, aktivitas fisik yang direkomendasikan pemerintah AS, memiliki keuntungan 3,4 tahun memiliki harapan hidup. Dan kegiatan yang berjalan hingga 450 menit seminggu akan menambah harapan hidup sampai 4,5 tahun. Keuntungan lain akan didapat dari mereka yang memiliki berat badan ideal, dan tidak dalam kondisi obesitas. Menurut para peneliti, kondisi itu bisa memberi Anda harapan hidup sampai 7,2 tahun usia tambahan. Dr David Katz, direktur Yale University’s Prevention Research Center mengatakan, peningkatan terbesar dalam harapan hidup, lebih dari tujuh tahun, terlihat pada orang yang baik secara rutin aktif dan memiliki indeks massa tubuh (BMI) dengan kisaran yang disarankan. " Untuk itu, studi ini menegaskan kembali pentingnya kontrol berat badan.  
Sumber : matawanita.com

5. Berfikir Positif
Sebuah studi menyatakan, berpikir atau memiliki pandangan positif dapat memperpanjang usia sampai 100 tahun. Hal ini berdasarkan penelitian terhadap 243 orang berusia di atas 100 tahun di mana sebagian besar dari mereka cenderung berpikir positif, ceria, dan ramah. Nir Barzilai dari Albert Einstein College of Medicine Institute for Aging Research di New York mengatakan, “Kami menemukan kualitas yang jelas mencerminkan sikap positif terhadap kehidupan mereka.  Mereka sebagian besar ramah, optimistis, dan santai. Mereka menganggap jika tawa merupakan bagian penting dari kehidupan dan memiliki jaringan sosial yang besar. Mereka mengekspresikan emosi secara terbuka daripada disimpan di dalam hati.” Dalam pandangan sama, sebuah hadits menyatakan: “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.” Hadits ini di riwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya. Ada 3 pendapat dalam memahami maksud dipanjangkan umurnya dalam hadits ini, yaitu:
  • Allah menambahkan keberkahan dalam umur seseorang, hingga mudah melakukan ketaatan dan menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat baginya di akhirat, serta terjaga dari kesia-siaan.
  • Dengan kehendak Allah memang ditambahkan usia seseorang. Misal usia seseorang tertulis dalam Lauh Mahfuzh berumur 60 tahun. Akan tetapi jika dia menyambung silaturahim, maka akan mendapatkan tambahan 40 tahun, “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki).” (QS Ar Ra’d:39).
  • Usia seseorang tidak bertambah, tetapi setelah kematiannya, namanya tetap diingat dan dipuji. Sehingga seolah-olah ia tidak pernah mati.
 Mengacu pada 3 pendapat di atas, saya lebih senang menggunakan istilah panjang usia bukan lanjut usia. Karena, maksud dari tulisan ini bukan membuat usia kita menjadi lanjut, tidak sama sekali karena usia kita, Allah yang menentukan. Tapi lebih pada semangat untuk memperpanjang usia kita karena silaturahim kita. Untuk bisa bersilaturahim tentu saja kita membutuhkan karakter positif pada diri kita dan semangat untuk berbuat kebaikan untuk sesama. Hakikat bersilaturahim, bukan kita datang dengan terpaksa untuk sekedar ”setor muka”. Atau datang dengan berat karena juga harus membawa buah tangan. Atau berat karena telah menyita waktu kita, Bukan juga silaturahim karena “ada udang di balik batu”. Tapi bersilaturahim berarti kita berkunjung dengan penuh rasa cinta tanpa memandang status sosial, siap berbagi kebahagiaan dan jika dibutuhkan, siap membantu atau meringankan kesulitan orang yang kita silaturahimi. Untuk apa kita mencapai lanjut usia, jika hidup kita sedikit sekali diisi dengan hal-hal yang bermanfaat buat orang lain? Untuk apa jika selama hidup, kita hanya asyik dengan diri sendiri, keluarga sendiri, kesenangan sendiri, memenuhi ego sendiri? Jika itu yang kita lakukan, ketika kematian datang, selesailah semua riwayat tentang kita. Usia kita hanya sepanjang usia yang Allah takdirkan pada kita. 10 tahunkah, 20 tahun kah, 60 tahun kah, atau 100 tahun? Ya, hanya sepanjang itu usia kita karena tidak ada sesuatupun yang dikenang dari kita. Bahkan di hari kematian kitapun, mungkin hanya segelintir orang yang bersedih atau kehilangan kita. Mungkin tidak ada yang peduli sama sekali. Ketika mendengar kabar kematian kita, mungkin orang-orang akan saling bertanya di antara mereka, siapa yang meninggal? Rumahnya dimana? Yang mana?  Orang-orang itu datang pada kematian kita lebih karena kemanusiaan saja atau karena kewajiban karena mereka tidak mengenal kita. Menyedihkan sekali. Setelah itu, kitapun hilang tanpa kesan. Usia kita persis sama dengan angka usia yang Allah takdirkan buat kita. Tidak lebih. Sebaliknya, tentu saja berbeda dengan seseorang yang selalu mengisi detik-detik kehidupannya dengan bersilaturahim, menghibur yang sedih, membantu yang kesulitan, menolong yang membutuhkan, membangun yang rusak, menata yang berantakan, menyambung yang putus, mengobati yang sakit dan seterusnya. Kehidupannya santai dalam tekanan, penuh dengan senyum dalam kesedihanpun, ringan berbagi. Tiada kata kecuali untuk menghibur, tiada langkah kecuali untuk membantu, tiada air mata kecuali untuk menangisi kesedihan sesama. Kematiannya adalah kehilangan buat banyak orang. Kematiannya adalah kesedihan buat banyak orang. Banyak orang terkenang akan senyumnya, keramahannya, pertolongnya, bantuannya dan semua kebaikan yang selalu dilakukan selama hidupnya. Layak bukan jika orang seperti ini dikatakan memiliki usia yang panjang? Jasadnya mati, tapi kenangan akan dia akan tetap hidup selamanya. Usianya bisa menecapai ribuan tahun, hidup berpindah dari generasi ke generasi. 
Sumber depoknews.com 

2 komentar:

Anonim mengatakan...

I have read so many content regarding the blogger lovers but this article is genuinely a
fastidious piece of writing, keep it up.



My blog; pozycjonowanie poznań

Anonim mengatakan...

Everything is very open with a precise explanation of the challenges.
It was really informative. Your site is extremely helpful.
Thanks for sharing!

my blog post; wypożyczalnia samochodów warszawa