1. Menikah
Menikah
adalah salah satu kunci untuk memiliki kehidupan yang menyehatkan
hingga usia senja tiba. Beberapa waktu lalu pun penelitian
menyebutkan kalau menikah bisa memperpanjang usia. Namun apa
sebenarnya alasan di balik hal itu? Ada sebuah bagian yang melindungi
kromosom dan DNA dari kerusakan pada manusia yang disebut dengan
telomere. Pada pasangan suami istri, telomere ternyata memiliki
bentuk yang lebih besar. Dengan kata lain, semakin tipis kesempatan
sel mengalami kerusakan sehingga semakin kecil risiko penyakit kanker
dan jantung yang menyerang.
Sebuah
penelitian dari Taiwan dalam jurnal Age and Ageing pun melibatkan 300
orang dewasa berusia 65-74 tahun. Para responden yang tidak menikah,
bercerai, atau ditinggal mati ditemukan memiliki telomere yang kecil.
Selain baik bagi kesehatan, peneliti dari I-Shou University dan
Kaohsiung Medical University juga menemukan kalau penghasilan para
lansia ikut mempengaruhi panjang telomere. "Orang dewasa yang
tidak menikah atau berpenghasilan rendah akan cepat tua, karena
telomere mereka cenderung pendek," tutur peneliti, seperti yang
dikutip dari Daily Mail (25/02). Kesimpulannya, merasa dicintai oleh
pasangan dalam sebuah pernikahan dan penghasilan yang cukup adalah
kunci agar tetap sehat bagi para lansia. Meskipun demikian, usia
tetap saja menjadi rahasia dan ditentukan oleh Tuhan. Sumber :
www.merdeka.com
2. Puasa
Puasa,
selain kewajiban bagi umat Islam, juga dari sisi ilmu kedokteran,
berpuasa ternyata bisa memberikan sejumlah manfaat kesehatan bagi
tubuh. Menurut dr Siti Setiati SpPD, spesialis penyakit dalam dari
Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Universitas Indoenesia (FKUI), dengan berpuasa, jumlah kalori makanan
yang kita konsumsi biasanya akan berkurang. "Pembatasan jumlah
kalori makanan adalah salah satu cara yang telah terbukti dapat
memperlambat penuaan. Serta mencegah penyakit yang sering timbul pada
usia lanjut dan kanker," kata siti Setiati, Rabu (27/7/2011)
lalu, di Jakarta. Saat berpuasa, umumnya akan terjadi pengurangan
jumlah kalori yang diasup hingga 10-40 persen dari kebutuhan
sehari-hari. Hasil penelitian pada binatang menunjukkan, dengan
mengurangi jumlah kalori ternyata dapat memperpanjang usia harapan
hidup, menurunkan risiko kanker, mencegah berkembangnya penyakit
seperti diabetes dan ginjal. "Penelitian pada manusia juga sudah
ada. Dan hasilnya, komposisi lemak tubuh berkurang, tekanan darah
membaik, kolesterol turun, risiko diabetes berkurang, dan dapat
memperlambat proses penuaan," katanya. Siti mengatakan, berbagai
penelitian dan literatur memang telah membuktikan manfaat puasa bagi
kesehatan. Tetapi, seseorang tentu tidak akan langsung merasakan
khasiatnya jika hanya puasa sebulan saja. "Ini tentu bukan puasa
yang hanya dilakukan satu bulan saja. Tetapi harus terus menerus
dilakukan dalam bulan-bulan berikutnya," jelasnya. Manfaat
restriksi (pembatasan) kalori, lanjut Siti, juga berpengaruh pada
kesehatan jantung. Pembatasan kalori, dipercaya dapat memompa jantung
menjadi lebih kuat dan membuat seseorang tidak mudah lelah setelah
melakukan aktivitas atau olahraga.
Sumber : tribunnews.com
3. Berhenti
Merokok
Merokok
dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit dan bahkan kematian dini.
Merokok bahkan dapat mengurangi usia harapan hidup seseorang hingga
10 tahun, sehingga berhentilah merokok dari sekarang untuk
mengembalikan harapan hidup Anda. Berdasarkan
hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan hari Rabu (23/1) lalu
dalam New
England Journal of Medicine,
menunjukkan bahwa orang-orang yang menghentikan kebiasaan merokok
pada usia 40 tahun dapat mengurangi risiko kematian yang berhubungan
dengan rokok hingga 90 persen dan meningkatkan harapan untuk kembali
hidup sehat. Orang-orang yang berhenti merokok pada usia 45 hingga 54
tahun dapat menambah usia harapan hidupnya hingga sekitar 6 tahun,
dibandingkan dengan orang-orang yang masih melanjutkan kebiasaannya
merokok. Sementara orang yang berhenti merokok pada usia 55 sampai 64
tahun, dapat menambah usia harapan hidupnya hingga sekitar 4 tahun.
Bayangkan jika Anda menghentikan kebiasaan merokok lebih dini, usia
harapan hidup Anda akan bertambah lebih banyak lagi. ''Banyak
perokok yang berpikir bahwa berhenti merokok setelah melakukan
kebiasaan tersebut selama 20 sampai 30 tahun tidak akan ada gunanya
sama sekali. Padahal tidak ada kata terlambat untuk menghentikan
kebiasaan merokok di usia berapa pun,'' kata Dr. Prabhat Jha,
pemimpin penelitian dari St. Michael's Hospital di Toronto. Meskipun
risiko kematian terkait merokok lebih rendah, perokok masih tetap
terancam oleh risiko masalah kesehatan yang serius, termasuk kanker
paru-paru, serangan jantung, stroke dan penyakit pernafasan,
dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok. ''Hal tersebut
disebabkan karena nikotin dalam rokok meninggalkan beberapa kerusakan
pada organ tubuh ketika Anda menjadi mantan perokok,'' kata Jha,
seperti dilansir theglobalandmail,
Jumat (25/1/2013). Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 113.000
wanita dan 88.000 pria yang berusia lebih dari 25 tahun. Peneliti
memeriksa riwayat kesehatan dan kebiasaan merokok masing-masing
peserta. Peserta penelitian diikuti selama puluhan tahun masa studi.
Para peneliti menemukan bahwa angka kematian yang berhubungan dengan
merokok sama besarnya, terlepas dari jenis kelamin. Studi baru
menunjukkan bahwa kebiasaan merokok yang terus dilakukan selama
seumur hidup seseorang, dapat mengurangi usia harapan hidupnya hingga
sekitar satu dekade atau 10 tahun. ''Sehingga tampak jelas bahwa
seseorang yang tidak merokok sama sekali akan hidup 10 tahun lebih
lama dari perokok,'' kata Margaret Bernhardt-Lowdon, juru bicara dari
Canadian Lung Association yang tidak terlibat dalam penelitian
tersebut.
Sumber
: detik.com
4. Berjalan
kaki
Hasil
sebuah penelitian mengungkap, bahwa jika rajin berjalan kaki
maka umur akan bertambah. Kesempatan hidup akan lebih lama 2-7
tahun. Menurut majalah kesehatan Online Health, hal ini terungkap
dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh US National Cancer
Institute. Dimana tetap aktif sampai usia 40 tahun keatas, tentu
saja hal ini terlepas dari berat badan anda. "Ada hubungan
dosis-respons antara aktivitas fisik dan usia harapan hidup.
Jika kita malas melakukan aktivitas fisik, maka ini akan
menjadi permasalahan kelak saat usia tua, dan mengurangi harapan
hidup lebih lama lagi," ," kata Steven Moore, peneliti
dari National Cancer Institute. Menurut Moore, hal ini dikarenakan
beberapa penyakit fatal dapat dihindari dari aktivitas ini.
Seperti penurunan risiko penyakit jantung dan kanker. Penelitian
ini sendiri telah diterbitkan pada 6 November 2012 secara Online
di jurnal PLoS Medicine. Sebelumnya, sebuah studi dilakukan dan
melibatkan lebih dari 650.000 orang diidentifikasi melalui reka
medik, aktivitas sehari-hari dan berusia 40 tahun keatas.
Para
peneliti menemukan bahwa peningkatan aktivitas fisik kecil,
seperti jalan cepat selama sekitar 75 menit seminggu, dapat
menambah 1,8 tahun harapan hidup seseorang. Hal ini
dikarenakan penurunan 19% risiko kematian. Sementara itu, bagi
mereka yang berjalan 150-299 menit seminggu, aktivitas fisik
yang direkomendasikan pemerintah AS, memiliki keuntungan 3,4
tahun memiliki harapan hidup. Dan kegiatan yang berjalan hingga
450 menit seminggu akan menambah harapan hidup sampai 4,5 tahun.
Keuntungan lain akan didapat dari mereka yang memiliki berat
badan ideal, dan tidak dalam kondisi obesitas. Menurut para
peneliti, kondisi itu bisa memberi Anda harapan hidup sampai 7,2
tahun usia tambahan. Dr David Katz, direktur Yale University’s
Prevention Research Center mengatakan, peningkatan terbesar
dalam harapan hidup, lebih dari tujuh tahun, terlihat pada orang
yang baik secara rutin aktif dan memiliki indeks massa tubuh
(BMI) dengan kisaran yang disarankan. " Untuk itu, studi
ini menegaskan kembali pentingnya kontrol berat badan.
Sumber :
matawanita.com
5. Berfikir
Positif
Sebuah
studi menyatakan, berpikir atau memiliki pandangan positif dapat
memperpanjang usia sampai 100 tahun. Hal ini berdasarkan penelitian
terhadap 243 orang berusia di atas 100 tahun di mana sebagian besar
dari mereka cenderung berpikir positif, ceria, dan ramah. Nir
Barzilai dari Albert Einstein College of Medicine Institute for Aging
Research di New York mengatakan, “Kami menemukan kualitas yang
jelas mencerminkan sikap positif terhadap kehidupan mereka. Mereka
sebagian besar ramah, optimistis, dan santai. Mereka menganggap jika
tawa merupakan bagian penting dari kehidupan dan memiliki jaringan
sosial yang besar. Mereka mengekspresikan emosi secara terbuka
daripada disimpan di dalam hati.” Dalam pandangan sama, sebuah
hadits menyatakan: “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan
rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka
hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.” Hadits ini di
riwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya. Ada 3 pendapat dalam
memahami maksud dipanjangkan umurnya dalam hadits ini, yaitu:
- Allah menambahkan keberkahan dalam umur seseorang, hingga mudah melakukan ketaatan dan menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat baginya di akhirat, serta terjaga dari kesia-siaan.
- Dengan kehendak Allah memang ditambahkan usia seseorang. Misal usia seseorang tertulis dalam Lauh Mahfuzh berumur 60 tahun. Akan tetapi jika dia menyambung silaturahim, maka akan mendapatkan tambahan 40 tahun, “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki).” (QS Ar Ra’d:39).
- Usia seseorang tidak bertambah, tetapi setelah kematiannya, namanya tetap diingat dan dipuji. Sehingga seolah-olah ia tidak pernah mati.
Mengacu
pada 3 pendapat di atas, saya lebih senang menggunakan istilah
panjang usia bukan lanjut usia. Karena, maksud dari tulisan ini bukan
membuat usia kita menjadi lanjut, tidak sama sekali karena usia kita,
Allah yang menentukan. Tapi lebih pada semangat untuk memperpanjang
usia kita karena silaturahim kita. Untuk bisa bersilaturahim tentu
saja kita membutuhkan karakter positif pada diri kita dan
semangat untuk berbuat kebaikan untuk sesama. Hakikat bersilaturahim,
bukan kita datang dengan terpaksa untuk sekedar ”setor muka”.
Atau datang dengan berat karena juga harus membawa buah tangan. Atau
berat karena telah menyita waktu kita, Bukan juga silaturahim karena
“ada udang di balik batu”. Tapi bersilaturahim berarti kita
berkunjung dengan penuh rasa cinta tanpa memandang status sosial,
siap berbagi kebahagiaan dan jika dibutuhkan, siap membantu atau
meringankan kesulitan orang yang kita silaturahimi. Untuk apa kita
mencapai lanjut usia, jika hidup kita sedikit sekali diisi dengan
hal-hal yang bermanfaat buat orang lain? Untuk apa jika selama hidup,
kita hanya asyik dengan diri sendiri, keluarga sendiri, kesenangan
sendiri, memenuhi ego sendiri? Jika itu yang kita lakukan, ketika
kematian datang, selesailah semua riwayat tentang kita. Usia kita
hanya sepanjang usia yang Allah takdirkan pada kita. 10 tahunkah, 20
tahun kah, 60 tahun kah, atau 100 tahun? Ya, hanya sepanjang itu usia
kita karena tidak ada sesuatupun yang dikenang dari kita. Bahkan di
hari kematian kitapun, mungkin hanya segelintir orang yang bersedih
atau kehilangan kita. Mungkin tidak ada yang peduli sama sekali.
Ketika mendengar kabar kematian kita, mungkin orang-orang akan saling
bertanya di antara mereka, siapa yang meninggal? Rumahnya dimana?
Yang mana? Orang-orang itu datang pada kematian kita lebih
karena kemanusiaan saja atau karena kewajiban karena mereka tidak
mengenal kita. Menyedihkan sekali. Setelah itu, kitapun hilang tanpa
kesan. Usia kita persis sama dengan angka usia yang Allah takdirkan
buat kita. Tidak lebih. Sebaliknya, tentu saja berbeda dengan
seseorang yang selalu mengisi detik-detik kehidupannya dengan
bersilaturahim, menghibur yang sedih, membantu yang kesulitan,
menolong yang membutuhkan, membangun yang rusak, menata yang
berantakan, menyambung yang putus, mengobati yang sakit dan
seterusnya. Kehidupannya santai dalam tekanan, penuh dengan senyum
dalam kesedihanpun, ringan berbagi. Tiada kata kecuali untuk
menghibur, tiada langkah kecuali untuk membantu, tiada air mata
kecuali untuk menangisi kesedihan sesama. Kematiannya adalah
kehilangan buat banyak orang. Kematiannya adalah kesedihan buat
banyak orang. Banyak orang terkenang akan senyumnya, keramahannya,
pertolongnya, bantuannya dan semua kebaikan yang selalu dilakukan
selama hidupnya. Layak bukan jika orang seperti ini dikatakan
memiliki usia yang panjang? Jasadnya mati, tapi kenangan akan dia
akan tetap hidup selamanya. Usianya bisa menecapai ribuan tahun,
hidup berpindah dari generasi ke generasi.
Sumber depoknews.com
2 komentar:
I have read so many content regarding the blogger lovers but this article is genuinely a
fastidious piece of writing, keep it up.
My blog; pozycjonowanie poznań
Everything is very open with a precise explanation of the challenges.
It was really informative. Your site is extremely helpful.
Thanks for sharing!
my blog post; wypożyczalnia samochodów warszawa
Posting Komentar